This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Kamis, 03 September 2015
00.05
Unknown
MAKALAH
SOSIAL EMOSIONAL
“MARKET
DAY”
DI
SUSUN OLEH :
Evania
Istiqomah 14111241042
Isti
Yuli Astuti 14111241045
Metri
Utami Krahayon 14111244009
Hana
Ika Safitri 14111244005
Fatimah
Noor Isnaini 14111244013
Bintang
Ayu k C 14111244018
PENDIDIKAN
GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh
karena itu setiap warga negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan.
Kebanyakan orangtua anak-anak Indonesia dalam memulai proses masuk ke lembaga
pendidikan, mengabaikan pendidikan anak usia dini, padahal untuk membiasakan
diri dan mengembangkan pola pikir anak, pendidikan sejak usia dini mutlak diperlukan. Oleh karena itu, ada salah satu metode pembelajaran yaitu Market day untuk melatih jiwa
entrepreneur, memahami dunia bisnis, melatih kreativitas dan inovasi pada anak. Pada metode
pembelajaran Market Day anak biasanya
terlibat langsung dalam
proses pembelajaran. Anak berperan sebagai penjual dan pembeli. Namun pada kenyataannya metode pembelajaran market day jarang digunakan
di Taman Kanak-Kanak karena tenaga pendidik belum banyak yang mengetahui tentang metode pembelajaran market day. Oleh karena itu,
penulis akan membahas tentang metode pembelajaran market day.
B.
RumusanMasalah
1. Apa pengertian Market Day ?
2. Apa tujuan Market Day ?
3. Bagaimana aturan dan tata cara
metode pembelajaran Market Day ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Market
Day
2. Untuk mengetahu tujuan Market
Day
3. Untuk mengetahui aturan dan tata
cara metode pembelajaran Market Day
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Market Day
Market
Day
adalah salah satu pendidikan yang bertujuan memberikan pemahaman dan
kesadaran yang relatif lebih utuh tentang kehidupan, membentuk struktur emosi
dan mentalitas yang lebih stabil, serta membangun sikap-sikap keseharian yang
lebih tercerahkan dari waktu ke waktu.
Market day merupakan
aktifitas pembelajaran Enterpreneur, dimana anak-anak
diajarkan bagaimana memasarkan produk kepada teman, guru atau pun
kepada pihak luar. Kegiatan ini biasanya berbentuk bazzar atau pasar yang
diselenggarakan sekolah. Kegiatan ini biasanya melibatkan segenap komponen
sekolah. Kadang-kadang saat Market Day
pengunjung dari luar sekolah juga diundang. Bahkan
jauh-jauh hari siswa sudah terlibat menyiapkan rencana perdagangannya. Selain
para guru, tentu saja orang tua juga terlibat menyiapkan barang-barang
dagangan. Terutama ibu-ibu yang bertugas membuat makanan atau minuman untuk
dijual. Umumnya yang jadi pembeli adalah siswa, guru, dan orang tua. Setiap
kelas umumnya memiliki lapak dagangannya sendiri. Kadang-kadang setiap kelas
menyajikan tema dan barang dagangannya yang khas. Pada ajang Market Day, produk karya siswa juga
dapat dipajang dan coba untuk dijual kepada khalayak yang hadir. Saat pelaksanaan
Market Day, suasana dibuat menjadi
riang gembira. Beberapa atraksi kesenian atau performance siswa juga
ditampilkan. Sebagian siswa bertugas menjajakan barang dagangan, sebagian siswa
melayani pembelian dan sebagian lagi menerima pembayaran. Sebagian besar siswa
pada hari itu juga dibekali uang jajan yang lebih banyak dari biasanya.
Tujuannya supaya ikut berbelanja makanan, minuman, souvenir atau mainan yang
dijual di Market Day. Uang hasil
penjualan biasanya digunakan sebagai dana untuk membiayai kegiatan kelas, bisa
juga sebagian disimpan ditabungan anak-anak yang ada di sekolah.
Dengan kegiatan Market Day ini, anak-anak diharapkan
teredukasi sejak dini bagaimana cara berjualan yang baik. Anak-anak akan
terbiasa dengan konsep kejujuran misalnya dalam timbangan, takaran, barang mana
yang baik dan mana yang rusak.
B. Tujuan
Market Day
Tujuan diadakannya Market Day adalah menumbuhkan jiwa
entrepreneur, memahami dunia bisnis, melatih kreativitas dan inovasi pada
siswa. Market day juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, meningkat kemampuan komunikasi anak dan melatih kecerdasan bisnis anak. Orangtua
dapat memanfaatkan kegiatan Market Day
untuk menunjukkan dukungannya atas proses pendidikan anak-anaknya, sementara
guru dan sekolah dapat memanfaatkan wahana Market
Day untuk memperkuat soliditas komunitas sekolah. Jika Market Day berlangsung dengan optimal, maka
sekian banyak manfaat untuk kepentingan pendidikan di sekolah, bisa sekaligus
diraih.
C. Aturan dan Tata Cara Metode Pembalajaran
Market Day
·
Pertama, semua siswa dibagi menjadi 2 kelompok, 1
kelompok sebagai penjual dan 1 kelompok sebagai pembeli.
·
Kedua, kelompok pembeli menyiapkan 8 lembar potongan
kertas kecil yang akan digunakan sebagai uang. (leih baik menggunakan uang
mainan)
·
Ketiga, kelompok pembeli keluar kelas terlebih dahulu,
atau boleh juga jika dipindahkan ke ruangan lain. Sedangkan kelompok penjual
tetap di dalam kelas.
·
Keempat, jelaskan aturan penjual yang tidak boleh
diketahui oleh pembeli. Mereka harus menyiapkan 6 buah benda, boleh buku,
pensil, atau apapun yang sekiranya bisa mereka dapatkan di dalam kelas.
Kemudian penjual juga harus menggelar dagangannya itu serapi mungkin diatas
meja yang nantinya akan menjadi lapak mereka. Dan yang paling penting adalah,
bagaimana caranya penjual itu bisa mendapatkan minimal 12 lembar uang dari 6
benda yang mereka jajakan. Jika uang yang mereka dapatkan kurang dari 12 lembar
berarti mereka mengalami kerugian. Untuk masalah harga serahkan semuanya pada
masing-masing penjual.
·
Kelima, sambil menunggu penjual siap, periksa satu
persatu dari mereka apakah benar mereka telah menyiapkan 8 lembar uang untuk
transaksi atau belum. Kemudian jelaskan pelan-pelan bahwa kita tidak tahu
barang apa dan berapa harga yang ada dipasar (kelas), tapi dengan 8 lembar uang
yang kalian pegang, kalian harus membeli 6 buah barang yang berbeda dari setiap
penjual. Kalian harus bisa menawar semurah mungkin harga barang yang ada di
dalam kelas. Jika barang yang mereka dapat kurang dari 6, maka pembeli juga
merugi.
·
Setelah semua pembeli paham dengan peraturan
tersebut, periksa lagi persiapan
penjual. Setelah penjual siap, maka kelas siap dibuka dan kelompok pembeli
diperbolehkan masuk.
·
Disinilah peran penting seorang guru, guru harus
mengawasi masing penjual dan pembeli agar tidak terjadi kecurangan dari
masing-masing individu. Karena dengan terbatasnya jumlah uang dan barang yang
ada, memungkinkan siswa untuk membuat uang tambahan ataupun barang tambahan.
Setelah selesai, guru menyampaikan konfirmasi dari
kegiatan yang telah dilakukan tadi. Bagaimana rasanya jadi penjual, bagamana
rasanya jadi pembeli, dsb. Dan sebelum mengakhiri kegiatan belajar, sebaiknya
diberi pula motivasi-motivasi agar siswa tetap semangat untuk belajar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Market day adalah salah satu pendidikan yang
bertujuan memberikan pemahaman dan kesadaran yang relatif lebih utuh
tentang kehidupan, membentuk struktur emosi dan mentalitas yang lebih stabil,
serta membangun sikap-sikap keseharian yang lebih tercerahkan dari waktu ke
waktu.Kegiatan market day ini
bertujuan untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur, memahami dunia bisnis,
melatih kreativitas dan inovasi pada anak.Dalam kegitan ini ada beberapa aturan
dan tata cara yang harus diikuti anak.
B.
Saran
Sebaiknya sebelum melakukan kegiatan
market day, anak-anak diberi
penjelasan terlebih dahulu. Agar lebih jelas dan mudah dipahami oleh anak, guru
bisa mengadakan kegiatan karya wisata ke pasar. Diharapkan anak akan mengetahui
penjual dan pembeli, juga anak bisa tahu bagaimana penjual dan pembeli
bertransaksi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.psychologymania.com/2012/12/definisi-keterampilan-sosial.html
http://hidayatullahdepok.org/2011/11/28/md-untuk-pendidikan-pengalaman/(10.30.2132015)
http://guruistimewa.blogspot.com/2014/02/kegiatan-jaul-beli.html
http://raudlatulmuhibbin.blogspot.com/2013/08/menumbuhkan-jiwa-wirausaha-sejak-dini.html
http://pondokibu.com/tips-melatih-anak-menjadi-pengusaha-sejak-usia-dini.html
Rabu, 02 September 2015
23.53
Unknown
MAKALAH
FILOSOFI MARTIN LUTHER
Di Susun Oleh
:
Alvionita
Cahya Buana (14111241037)
Indah
Juwitarani (14111241043)
Isti
Yuli Astuti (14111241045)
Lestari
Widaningtyas (14111241054)
Nur
Ulfaatin Aini (14111241059)
Novita
Sari (14111244002)
Bintang
Ayuk C (14111244018)
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu.
Makalah
ini disusun oleh kami untuk mengetahui filosofi dari tokoh pendidikan khususnya
Martin Luther. Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca.
Kami
ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan, sehingga kami menantikan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
lebih menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
Anak Usia Dini yang kini telah berkembang pesat membahas pendidikan untuk anak usia
0-6 tahun. PAUD juga mendapatkan perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara
maju, karena kapasitas manusia akan lebih mudah dilakukan dan dibentuk sejak usia
dini.
PAUD
merupakan dasar yang sangat penting untuk proses pembentukan dimasa yang akan datang.
PAUD adalah investasi yang sangat besar bagi keluarga dan juga bangsa. Anak-anak
adalah generasi penerus keluarga dan sekaligus penerus bangsa. Betapa bahagianya
orang tuanya yang melihat anak-anaknya berhasil, baik dalam pendidikan, berkeluarga,
bermasyarakat, maupun berkarya.
PAUD
di Indonesia dahulu kurang diperhatikan oleh pemerintah karena pemerintah belum
mengetahui pentingnya PAUD. Pemerintah mulai mendukung berkembangnya PAUD jalur
pendidikan nonformal dalam bentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak
(TPA) dan satuan PAUD Sejenis dalam bentuk pengintegrasian layanan PAUD dengan
Posyandu pada periode 1998-2003. PAUD untuk pertama kalinya diatur secara khusus dalam undang-undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 butir 14 tentang
pengertian PAUD; pasal 28 yang secara khusus mengatur tentang PAUD dan
pasal-pasal terkait lainnya. PAUD mengalami kemajuan tahun 2009, diterbitkan Permendiknas Nomor. 58
tahun 2009 tentang Standar PAUD (formal dan nonformal) sehingga kebijakan pemerintah
saat ini memudahkan masyarakat untuk menyelenggarakan PAUD.
B.
Tujuan
Tujuan
penulisan makalah filosofi Martin Luther ini adalah untuk lebih memperdalam dan
memperluas pengetahuan tentang sejarah dan filosofi Martin Luther. Sehingga kami juga dapat mengetahui konsep
dasar pendidikan menurut Martin Luther.
Dengan mengetahui konsep dasar Luther tersebut kami dapat memilah dan
memilih apa saja yang dapat diterapkan untuk Pendidikan Anak Usia Dini saat
ini. Karena tidak semua konsep Luther
tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan PAUD sekarang ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH
Martin
Luther dilahirkan pada 10 November 1483 dalam sebuah keluarga petani di
Eisleben, Thuringen, Jerman. Luther beroleh nama Martinus pada 11 November 1483
ketika dibaptiskan. Ayahnya bernama Hans Luther dan ibunya bernama Margaretta. Keluarga
Luther adalah keluarga yang saleh seperti biasanya golongan petani di Jerman.
Luther mendapatkan pendidikan dasarnya
di Mansfeld, sebuah kota di mana ayahnya terpilih sebagai anggota dewan kota Mansfeld,
setelah pindah kesana pada 1484. Pendidikan menengah dikecapnya di Magdeburg di
sebuah sekolah yang diasuh oleh “saudara-saudara yang hidup rukun”
(Broederschap des gemenenlevens).
Pada
tahun 1501 Luther memasuki Universitas Erfurt, suatu universitas terbaik di
Jerman pada masa itu. Disini ia belajar filsafat terutama filsafat Nominalis
Occam dan teologia skolastika, serta untuk pertama kalinya Luther membaca Alkitab
Perjanjian Lama yang ditemukannya dalam perpustakaan universitas tersebut.
Orang tuanya menyekolahkan Luther di sekolah ini untuk persiapan memasuki fakultas
hukum. Pada tahun 1505 Luther menyelesaikan studi persiapannya dan sekarang ia boleh
memasuki pendidikan ilmu hukumnya. Pada 16 Juli 1505 ia memasuki biara Serikat Eremit
Augustinus di Erfurt dengan diiringi oleh sahabat-sahabatnya.
B.
FILOSOFI
Di
Eropa abad ke-15 adalah masa terjadinya reformasi pergolakkan besar dalam arti sosial,
keagamaan, dan ekonomi yang sebagian disebabkan karena Reinaissance dan reformasi.
Penekanan terbesar dalam pendidikan formal adalah mengajarkan kepada anak bagaimana
menulis, dengan demikian Martin Luther diasosiasikan sebagai “Bapak Reformasi”.
Martin Luther (1483-1546) adalah tokoh yang
pertama kali menunjukan akan pentingnya sekolah untuk Pendidikan Anak Usia
Dini. Luther menekankan perlunya mendirikan
sekolah untuk mengajar anak membaca. Sekarang ini, kemampuan baca tulis bagi semua
adalah prioritas nasional. Memastikan semua anak dapat membaca dan dapat diajar
dalam bahasa ibu mereka seperti yang dikatakan Luther adalah persoalan yang
masih kita hadapi hingga sekarang. Ia pun yakin bahwa setiap orang harus mampu membaca
kitab suci dalam bahasa ibunya. Kontribusi besarnya memperjuangkan pendirian sekolah untuk mengajari
anak-anak membaca.
Luther
menganggap tujuan utama dari sekolah adalah mengajarkan agama. Walaupun kini
agama bukan fokus utama dalam pendidikan di sekolah pada umumnya, tetapi ada dua
ide yang sampai saat ini secara konsisten masih masuk dalam kurikulum. Ia sangat
menganjurkan bahwa pendidikan musik dan fisik sebaiknya merupakan bagian yang
integral dari kurikulum.
Sementara itu Luther yakin pula bahwa keluarga
merupakan institusi penting bagi anak dalam hal pendidikan yang akan ia peroleh
untuk pertama kalinya. Luther
mendorong para orang tua untuk membimbing anak dalam pendidikan agama sejak di
rumah.
Pendidikan merupakan kebutuhan yang paling
penting bagi anak, dan hal ini sangat disetujui karena Luther menganggap bahwa, tanpa adanya pendidikan
anak tidak akan bisa menghadapi dunia nya di luar sana kelak ketika telah
dewasa. karena anak tersebut tidak memiliki bekal pendidikan sewaktu ia masih
kecil. Supaya anak bisa memperoleh pendidikan bagi kehidupan nya kelak secara
maksimal maka, antara pihak lembaga sekolah dengan keluarga perlu adanya kerja
sama.
Luther
juga berpendapat sebagai berikut:
§ Sekolah
harus didirikan dan
diselenggarakan oleh Negara (Raja)
Sekolah adalah
tempat berlangsungnya proses belajar mengajar dan mentransfer ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan berperan penting dalam proses memajukan negara sehingga peran
negara (raja) harus ada dalam mendirikan dan menyelenggarakan sekolah.
§
Semua anak harus
mengikuti sekolah
Anak merupakan
generasi penerus bangsa yang harus dididik sejak kecil, untuk itu anak wajib
mengikuti sekolah agar anak dapat menjadi penerus bangsa yang membawa negara ke
arah yang lebih maju
§ Anak
laki-laki belajar beberapa jam sehari. Waktu yang selebihnya dipergunakan untuk
menghasilkan karya
Anak laki-laki
waktu belajarnya lebih banyak dibanding dengan anak perempuan karena pada
menurut Luther anak laki-laki bertanggungjawab atas keluarganya oleh sebab itu
anak laki-laki juga diajarkan untuk menghasilkan karya
§ Anak perempuan belajar
satu jam setiap hari. Waktu selebihnya
mereka mengerjakan pekerjaan rumah tangga
Pada zaman
dulu anak perempuan lebih dominan
menjadi ibu rumah tangga jadi anak perempuan tidak begitu membutuhkan ilmu
pengetahuan
§ Hanya
anak-anak (miskin) yang benar-benar pintar harus belajar sepenuhnya
Agar anak tersebut dapat meningkatkan taraf hidupnya di
masa mendatang
§ Luther
sangat menjunjung tinggi jabatan guru
Guru adalah
orang yang memberikan atau menyampaikan ilmunya pada anak sehingga guru
berperan penting bagi pendidikan yang terjadi di sekolah
Pada 1524 Martin Luther berjuang untuk mendapatkan dukungan publik terhadap pendidikan
bagi semua anak dalam tulisannya Letter to Mayors and Aldermen of All the
Citiesof Germanyin Behalf of Christion Schools.
Martin Luther mengembangkan Pendidikan Anak
Usia Dini berdasarkan kondisi yang terjadi pada saat beliau hidup. Menurut Martin
Luther, anak laki-laki sebaiknya diberikan pendidikan formal karena dianggap
sebagi tulang punggung keluarga yang mampu menghidupi keluarganya, mendidik,
membimbing dan mengarahkan anak-anaknya (Suyanto, 2005). Untuk
itu anak laki-laki sebaiknya bisa
membaca, menulis, dan berhitung. Luther juga menyarankan agar musik dan
olahraga di masukkan dalam kurikulum.
Pengaruh filosofi Martin Luther terhadap teori
modern :
1. Pendidikan universal merupakan pendidikan yang berlaku untuk semua orang
2. Dukungan publik akan pendidikan, dari filosofi martin luther masyarakat menjadi sadar
akan pentingnya pendidikan bagi masa depan dalam kehidupan mereka
3. Pengajaran membaca bagi semua
anak
Membaca merupkan jendela dunia bagi seseorang untuk
memperluas ilmu pengetahuan
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Martin Luther merupakan salah satu tokoh
filosofi yang menekankan agar sekolah digunakan sebagai sarana untuk mengajar anak
membaca, serta mengajarkan agama dan moral. Martin Luther juga percaya bahwa keluarga
sebagai institusi yang paling penting sebagai peletak dasar pendidikan bagi anak. Tanpa pendidikan anak tidak akan mendapatkan bekal
bagi pendidikan di masa yang akan datang.
Luther
juga berpendapat bahwa sekolah harus didirikan oleh Negara, semua anak harus
mengikuti sekolah, anak-anak belajar beberapa jam sehari. Waktu yang selebihnya
dipergunakan untuk menghasilkan karya. Hanya anak-anak (miskin) yang
benar-benar pintar harus belajar sepenuhnya. Luther sangat menjunjung tinggi
jabatan guru.
DAFTAR PUSTAKA
Fadlillah,
Muhammad & Lilif Mualifatu Khorida.2013.Pendidikan Karakter Anak Usia Dini.
Jogjakarta:AR-RUZZ MEDIA
Fadlillah,
Muhammad.2014.Desain Pembelajaran PAUD.Jogjakarta:AR-RUZZ MEDIA
Martuti
A.2009.Mendirikan & Mengelola PAUD.Bantul:Kreasi Wacana
Morrison,George
S.2012.Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).Jakarta:PT INDEKS
Suyanto,Slamet.2005.Dasar-Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini.Yogyakarta:Hikayat Publising
m.biokristi.sabda.org/martin_luther_1483_1546
staf.uny.ac.id
Langganan:
Postingan (Atom)